Tanpa kamu sadari sejak awal pertemuan aku dengan kamu hadir sesuatu hal yang aneh di kepala juga hati ini. Aku tidak begitu memahami apa yang sebenernya terjadi, pertemuan singkat tapi dapat membuat hati terikat. Yang aku rasakan.... Aku mulai sayang dan nyaman saat dekat denganmu meski ketertarikan ku tidak aku tunjukan secara terang-terangan. Tapi harusnya kamu paham jika aku memang sayang. Namun kamu terus saja berlindung di balik kata emansipasi hingga terlalu gengsi untuk saling mendekatkan diri. Hingga Akhirnya aku dan kamu hanya menjalani hubungan sebatas teman chating ataupun travelling. Aku sebagai lelaki pecundang coba untuk sebisa mungkin menunjukan rasa sayang namun keberanian enggan keluar dan memilih tetap bersarang. Aku beranggapan gengsi yang membuat kita masih terus bertahan memenjarakan perasaan. Entahlah memilih memendam baik atau tidak untuk kesehatan hati kita. tapi itu lebih baik ketimbang harus mengungkapkan kemudian ...
Mungkin terdengar aneh saat seseorang mengaku menikmati setiap luka yang di berikan orang lain terhadap dirinya. Tapi tidak untuk aku... Iya aku rela diberikan luka yang tak kunjung reda, akupun rela jika bahagia yang aku berikan di balas luka. Karena... Pemberi luka itu kamu,aku yang dari awal memilih menjatuhkan hati kepada kamu sudah siap menerima resiko suatu saat nanti Cinta dan rasa akan terbalas oleh luka. Darimu aku belajar bagaimana rasanya berjuang tapi tak kunjung menang, berkorban tak kunjung mendapat penghargaan. Sangat sulit jika hubungan ini terus berjalan saat dua hati sudah lain tujuan. aku yang memiliki tujuan untuk membahagiakan sedangkan kamu hanya ingin memutuskan hubungan. Akhirnya kita berpisah, aku merelakanmu pergi bukan karena sudah tak Cinta lagi, Aku hanya menyadari bahagiamu bukan dengan hati ini. Aku melepaskan Cinta walaupun harus dengan luka. Sejak saat itu aku mulai berfikir apakah tuhan menciptakan kamu hanya untuk memberi luka? ...